Keterangan photo: Ketua DPP GAWARIS
Jakarta, Liputan-6.com- Demi menjaga marwah jurnalis dan insan pers ketua DPP GAWARIS Asep Suherman SH. mengajak seluruh pihak yang terlibat dalam dunia jurnalis dan profesi pers untuk bersama sama berusaha menjaganya.
“Rekrut lah calon calon jurnalis yang siap menghadapi semua tantangan serta siap untuk membuat berita, itu adalah penting, jangan asal jadi untuk jadi jurnalis yang akhirnya berpotensi dapat merusak marwah jurnalis dan insan pers itu sendiri,”menurut Asep Suherman SH ketua DPP GAWARIS, Jumat ( 02/08/2024).
Banyak temuan dilapangan, pihak yang mengaku jurnalis namun legalitasnya tidak jelas atau masa berlaku tugasnya dalam KTA sudah habis/ mati, dengan dalih sedang di perpanjang, guna mencari recehan sudah mengatas namakan dari pers.
“Pria Purnawirawan TNI yang akrab disapa Komandan yang juga aktif sebagai Dewan Penasehat Media Jejak Investigasi ini menjelaskan patut diwaspadai kepada seluruh lapisan masyarakat diseluruh Indonesia, juga instansi pemerintah maupun swasta bilamana ada rekan” yang mengaku jurnalis minta karya tulis pribadi dan legalitasnya dibox redaksi, banyak para oknum jurnalis berpotensi pada kerusakan atau menciderai marwah lembaga profesi insan pers, dan jurnalis oleh oknum jurnalis.
Kepada rekan rekan insan pers dan jurnalis yang betul betul jurnalis,tolong diwaspadai terhadap para oknum wartawan bodong online (WBO) atau wartawan tanpa surat kabar (WTS).
Banyak oknum dilapangan yang mengaku dari media online,namun saat di minta link beritanya, dan dikroscek identitasnya di box redaksi namun data identitas kewartawanannya dari media tidak ditemui,
Demi menjaga marwah pers dan jurnalis, untuk lebih baik ke depannya,mari kita bersama sama untuk lebih profesional dalam tugas,serta teliti dalam pengawasan terhadap oknum oknum dilapangan,
Dan bagi pihak yang sudah mengikuti segala macamnya pelatihan tentang jurnalis dan pers, dalam hal tersebut pihaknya berharap,jangan karena merasa sudah ikut pelatihan segala macam baik ukw atau pelatihan ke jurnalistik menganggap orang lain yang belum ikut ukw atau pelatihan itu tidak ada apa apa nya,
Hal dimaksud itu banyak ditemukan di lingkungan profesi pers dan jurnalis, padahal sama sama mencari recehan,jadi wartawan itu sama sama belajar tidak ada yang lebih pintar,
Bagi pihak yang merasa lebih pintar,berikan ilmunya bagi yang belum paham itu lebih baik, bukanya untuk di sombong kan,
Mungkin yang sudah UKW pun belum tentu lebih pintar dari yang tidak ikut UKW, yang terpenting bisa menjaga amanah aturan sesuai undang undang pers itu lebih baik trimakasih.”pungkasnya.
#Rd.Junaedy.