Bandung JABAR, Liputan-6.com-
Lahan kawasan hutan yang dijadikan produksi Kopi memang saat ini sangat banyak digandrungi para petani, baik petani muda maupun tua, Lembang salah satunya bukan hanya penghasil ekonomi terbesar dari sektor pariwisata juga kopi salah satunya menjadi daya tarik baru bagi para petani, contohnya Masyarakat Desa Wangun Harja tepatnya di Kampung Cibeureum dengan Kelompok Tani Hutan yang sejak 2017 mulai menanam kopi di Lahan kawasan Hutan Perhutani, Pal 61 Puncak Eurad.
Jenis kopi yang ditanam adalah Kopi Arabika, Anan salah satu petani yang menekuni pengurusan lahan kopi sejak 2017 dengan luas garapan kurang lebih 3 hektar, saat ini sudah merasakan 3 kali panen dengan hasil yang cukup memuaskan. Namun saat ini Anan menyampaikan : bahwa tahun ini merupakan tahun yang cukup gemilang harga kopinya dibanding beberapa tahun lalu., dengan harga Cherry nya antara Rp.10.000; s.d 12 .000.000; diterima oleh bandar, apalagi lahan garapan kami akan dijadikan tempat Edukasi kopi oleh Mitra kerjasama kami.
Disamping itu lahan garapannya akan dijadikan arena wisata alam yang menyajikan makanan khas Jawa Barat, suguhan permainan baheula (tradisional) dan mengangkat kesenian dan Kebudayaan Jawa Barat, hal ini bekerja sama dengan Asosiasi Pemandu Wisata Bakti Pertiwi dan Yayasan Elang Khatulistiwa Indonesia.
Merupakan langkah yang tepat untuk dijadikan tempat Edukasi Wisata alam dengan pengolahan kopi, pengolahan Lahang, holtikultura dan lain lain.
Founder Elang Khatulistiwa Indonesia yang juga Traveler Indonesia Abby menyampaikan: bahwa kami akan menyuguhkan wisata edukasi yang ramah budaya dan kearifan lokal masyarakat setempat, kolaborasi dengan Masyarakat untuk meningkatkan perekonomian dari sektor pariwisata termasuk mengakomodir UMKM yang ada di masyarakat sekitar.
Ketua Harian DPP Asosiasi Pemandu Wisata Bakti Pertiwi menyampaikan: hal ini sangat baik bagi para pemandu yang sudah kami bina di Lembaga Pelatihan Kerja Elang Khatulistiwa Indonesia dan lahan ini akan dijadikan pula Pusat Pelatihan Pemandu Wisata Alam, untuk menunjang Pemandu yang memiliki kompetensi.
@andi_suka 2024