Yogyakarta, Liputan-6.com
Kenduri Banyu Udan adalah sebuah tradisi yang bertujuan untuk mensyukuri air hujan dan untuk mengingatkan masyarakat akan budaya nenek moyang dalam konsep 5M air hujan. Tradisi ini juga merupakan gerakan Komunitas Banyu Bening untuk meningkatkan kepedulian terhadap air hujan.
Kenduri Banyu Udan ke IX sangat istimewa karena di gelar selama 3 hari. Hari pertama (7/9/2024) Komunitas Banyu Bening menggelar Sholawat dengan menghadirkan Habib Zaky Assegaf bersama Majelis Sholawat Az Zaky nya.
Di hari ke 2 (8/9/2024) Khataman Al Qur’an dari Pondok Pesantren Baitul Qur’an Karanglo di mulai dari Pagi hingga siang dengan suasana Khidmat dan Khusu’. Rangkaian ini sebagai keselarasan akan Rasa Syukur atas Nikmat yang Tuhan berikan kepada Kita Manusia sebagai mahluk mulia di antara mahluk Tuhan lainnya. Tema Selaras dengan Semesta diangkat agar kearifan lokal dan Budaya jangan pernah ditinggal kan. Harapan kedepan Generasi Anak Keturunan kita Cerdas menyikapi kondisi alam yang tidak baik-baik saja, ungkap Sri Wahyuningsih (Yu Ning) yang juga Founder Sekolah Air Hujan Banyu Bening yang berlokasi di Tempursari, Sardonoharjo, Kapanewon Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Di puncak Kenduri Banyu Udan IX ini (9/9/2024) ada Tarian yang Sakral di setiap tahunnya di tarikan hanya di Kenduri Banyu Udan yaitu “Riris Mangenjali” bentuk rasa Syukur kepada Air Hujan yang memberikan Kehidupan sebagai sumber air yang ada di Bumi ini. Sebelum tari Sakral di tarikan ada Kirab Bregada dari “Onggo Dwipo”. Seni budaya diadaptasi dari Prajurit Kraton Ngayogjokarto Hadiningrat, di mana pada zaman dahulu mempunyai fungsi sebagai pasukan prajurit yang melindungi kraton dan wilayahnya dari serangan musuh.
Kekompakan yang menghayati tarian-tarian yang di pentaskan oleh penari tidak lepas dari Koordinatornya Elizabet Panti dan Guru Pengajarnya yang merelakan waktu nya untuk mengajar di Sanggar Banyu Bening.
Sanggar Banyu Bening ini ternyata masuk 23 Sanggar terbaik dari sanggar-sanggar di Seluruh Indonesia. Ini sangat luar biasa dan mematik bagaimana untuk memajukan dan menjadikan nilai budaya jauh lebih berarti dan terus di kembangkan oleh anak keturunan nantinya. Harapan besar sinergi kepada semua pihak untuk berpartisipasi demi menjaga kelestarian budaya atas kearifan lokal di Tempursari ini.
@andi suka 2024