Nabire, Liputan-6.com
Calon Bupati Nabire, Martinus Adi, memaparkan visi dan misinya dalam debat perdana Pilkada Nabire yang diselenggarakan di RRI pada Rabu (16/10). Dalam kesempatan tersebut, Adi menegaskan pentingnya keamanan, keadilan, dan pembangunan infrastruktur sebagai prioritas utama jika terpilih sebagai pemimpin Nabire.rabu/16/10/2924
Dalam pembukaan debat, Martinus Adi menyampaikan bahwa Nabire, yang ia sebut sebagai “miniatur Indonesia,” harus memberikan prioritas pada rasa aman bagi seluruh masyarakat. “Dengan rasa aman, masyarakat akan dapat beraktivitas di semua level,” ungkapnya. Ia menambahkan, keamanan akan menjadi fondasi yang kuat bagi masuknya investasi dan pertumbuhan ekonomi di masa depan.
Terkait keadilan, Adi menekankan pentingnya pemerataan dalam pembagian jabatan di lingkungan pemerintahan. Ia berpendapat bahwa kesempatan harus diberikan secara adil, tanpa memihak pada satu kelompok atau suku tertentu. “Keadilan harus ditegakkan agar tidak ada celah yang merugikan masyarakat,” tegasnya.
Pendidikan juga menjadi sorotan utama dalam visi Martinus Adi. Berdasarkan hasil survei timnya, banyak sekolah di Nabire yang rusak dan kekurangan tenaga pengajar. “Kita menemukan sekolah-sekolah yang tidak layak dan bahkan pendeta harus ikut mengajar,” ungkapnya. Ia menekankan bahwa jika masalah ini dibiarkan, masa depan generasi muda Nabire akan terancam.
Selain pendidikan, sektor kesehatan juga menjadi perhatian. Adi mengkritisi kondisi layanan kesehatan di Nabire, terutama ketersediaan obat-obatan yang ia nilai telah dijadikan ladang bisnis pribadi. Ia berkomitmen untuk memastikan bahwa setiap warga Nabire mendapatkan akses kesehatan yang adil dan merata.
Pembangunan infrastruktur juga mendapat perhatian khusus. Menurut Martinus Adi, pembangunan infrastruktur sering menjadi ajang politik yang hanya memprioritaskan daerah-daerah tertentu. Ia berjanji akan membangun infrastruktur secara merata, tanpa memandang wilayah mana yang memberikan dukungan politik.
Martinus Adi juga mengusulkan pembangunan stadion olahraga berskala nasional untuk memaksimalkan potensi pemuda Nabire di bidang olahraga. “Pemuda Nabire memiliki potensi besar. Kita akan bangun stadion seperti Stadion Lukas Enembe di Jayapura,” jelasnya. Selain itu, sektor pariwisata juga akan menjadi fokus utama, khususnya pengembangan potensi wisata laut Nabire yang dinilai sangat menjanjikan.
Dalam bidang ekonomi, Martinus Adi menyoroti masalah ketersediaan pupuk yang sering dijadikan lahan bisnis oleh pihak-pihak tertentu. Ia juga menekankan pentingnya memberikan alat dan sarana yang tepat bagi para petani dan nelayan agar mereka bisa bekerja dengan optimal.
Terkait masalah tenaga honorer K2, yang telah lama menjadi isu di Nabire, Adi berjanji untuk menyelesaikan persoalan ini secara tuntas. Menurutnya, masalah K2 sering kali dipolitisasi, sehingga menimbulkan ketidakpastian bagi banyak orang.
Wakilnya, yang berlatar belakang sebagai aparat keamanan, menambahkan bahwa mereka akan mengusung program keamanan “101”, yang akan memberikan dana sebesar 100 juta rupiah per RT untuk mendukung keamanan di setiap lingkungan di Nabire.
Visi dan misi yang diusung Martinus Adi dalam debat ini diharapkan dapat menjadi solusi bagi berbagai permasalahan di Nabire, dengan fokus pada keamanan, keadilan, dan pemberdayaan masyarakat melalui pembangunan infrastruktur dan sektor ekonomi.
Alvi/Aw